Jumat, 20 Februari 2009

TANGISAN BAGI SADDAM

Cerita ini sebenernya uda lama banget sih, yaitu ketika Saddam Hussein dihukum mati oleh Amerika. Waktu itu, saya, Emez dan adik saya lagi nonton berita tentang penjatuhan hukuman mati bagi Saddam. Sambil berdiskusi ala pengamat politik dari partai gurem dengan adik saya,inuk, tentang isi berita di TV sekali-kali kami juga menerangkan tentang isi berita TV ke Emez..

“Jadi Amerika tuh termasuk sewenang-wenang juga mah. Seenaknya saja menghukum pemimpin negara laen seolah-olah Amerika sudah benar-benar jadi negara pemimpin di dunia...” koar saya kepada Emez.

“Iyah mah, tuh tar lagi dihukum mati lho!” Inuk menimpali.

Emez menanggapi komentar para putrinya dengan bangga, seolah kami ini calon politikus masa depan Indonesia yang sebenernya malah bikin negara tambah kacau ga jelas.

Pas kami ngelanjutin berdiskusi lagi, berita di TV sudah berganti topik. Tiba-tiba...

“Haduh Ya Allah!! Liat tuh, Saddam mau di gantung! Tapi gak begitu keliatan? Ya Allah, kasihan ya ...” sambil berurai air mata beliau menunjuk TV ketika ada adegan penangkapan seorang pria yang menurut berita akan dihukum mati. Entah karena saat itu beliau gak fokus sama isi berita karena pusing sambil mendengarkan diskusi kami yang ruwet tentang Saddam, atau apa. Yang jelas, sebenarnya topik berita di TV saat itu sudah berganti topik tentang penangkapan seorang pria pedophilia yang akhirnya berhasil ditangkap dan memang pantas dijatuhi hukuman mati. Mungkin di seluruh dunia yang kebetulan sedang menonton berita yang sama, hanya Ibu kami yang menangisinya karena dihukum mati tanpa tahu yang sebenarnya. Tapi kami gak tega memberitahunya kalo itu bukan Saddam dan beliau menangisi orang yang salah ... Setidaknya, tangisannya kan memang untuk Saddam? *maap yah mah hehe*

Tidak ada komentar: